Keluarga 'Terakhir' di Kampus Ganeca

11:49 PM


Di pertengahan studi sarjana ini, berikan gua kesempatan untuk menyampaikan pesan atas kesan yang selama ini tak terlewatkan.

dimulai dari pertemuan pertama kita yang dengan tampang bahagia karena telah berada di jurusan pilihan pertama. Terbesit pada memori untuk bisa mengakrabkan angkatan. hari demi hari yang kita lewati, dimana liburan seharusnya menjadi momok terbaik pada masa itu, malah berubah menjadi ujian-ujian berat dengan harapan satu keluarga ini bisa bersama-sama menjadi bagian dari sebuah perhimpunan. pasang surut kondisi kita telah kita lewati bersama. Namun,realitas tak seindah pada memori sebelumnya.

Gua selalu berharap ada kesempatan kedua untuk memulai segalanya dari awal. Dari dimana kita hanyalah tampang-tampang polos nan minim dosa yang akan dihadapkan dengan serangkaian kegiatan perhimpunan, sebelum menjadi bina khususnya. karena ternyata yang paling berdosa adalah gua sendiri. pun mengetahui setelah malam pengadilan itu berakhir.

Semua jadi merembet kian kemari. Kenyamanan itu telah menjadi ilusi semata dan gua pun semakin terseret pada pola pikir. Selalu mencoba peka, tapi kenyatan pahit harus terus gua terima. Akhirnya pun hanya kembali menjadi arkan yang sebelumnya, atau bahkan lebih buruk, ketika bara ambisi dan inisiatif yang menjadi teman tumbuh telah sirna dengan begitu saja

Sebenarnya gua terlanjur sayang dengan keluarga ini, tapi gua pun ga tau apa mereka demikian? jawabannya adalah kebaikan sejati tidak akan meminta harapan bahkan imbalan. Namun sekarang, gua hanyalah sebagai mesin penggerak kebaikan yang kapanpun bisa kalian gunakan. jika gua boleh meminjam kalimat kalian, walaupun ini kontradiktif hasilnya, bahwasannya menjadi idealis bukan sebuah kesalahan atau bahkan kebenaran, karena yang terlalu realistislah yang ternyata paling mengedepankan egonya semata.

tapi, pada akhirnya sampai tulisan ini selesai dibuat, gua pun masih ragu untuk kembali menjadi aktif. Sudah tidak seperti dahulu kala saat kita bertemu pertama kali. ketakutan ini semakin diyakinkan ketika era politik yang sebentar lagi akan digencarkan oleh himpunan kita. gua hanya bisa menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya atas penyikapan ragu ini, tapi realitaslah tadilah yang mengantarkannya

salam dari salah satu anggota keluarga mu wahai pengharapan yang terakhir, avizakta grathita.


You Might Also Like

0 comments

Subscribe