JUNIOR ASPECT
7:41 AM
Masih teringat saat saya menyadari bahwa kehidupan bukanlah
suatu hal yang mudah. tapi, entah mengapa jiwa ini belum dapat menyentuh
kesadaran itu. Saya tidak pernah merasakan hal takjub berbarengan dengan sedu.
setelah saya berada di posisi ini, saya akhirnya tahu. Saya mulai memasuki
masa-masa bimbang alias masa “abege” labil.
yak, ini berawal dari sorak sorai hari kelulusan sekolah
dasar. saya diterima di salah satu sekolah menengah pertama terbaik se Kota
Tangerang. Saya ditempatkan dikelas yang katanya penuh dengan anak-anak
pilihan. I class. Ketika itu, saya memikirkan hal-hal imajinatif soal
teman-teman baru. Saya akan hanya memilikinya tidak begitu banyak karena saya
telah mengenal diri saya. Saya seorang
anak rumahan yang boleh dikata seorang pengecut. Seorang pengecut yang hanya
terus menerus duduk didepan layar monitor. Hanya arsi, bocah sepantaran, yang
masih dan akan selalu menjadi teman, tempat kami berbicara ketika dunia dengan
sibuknya bergejolak. Tapi saya masih merasa memiliki mereka, teman-teman baru,
selama tiga tahun kedepan nanti dan pasti akan untuk selamanya. Walau tidak
begitu dekat.
ini adalah perjalanan pertama saya dimana mulai
berkembanglah pengetahuan akan segalanya. friendship, strategy, and
achievement. Mereka yang selalu menjadi faktor mengapa saya merasa hidup di
masa ini. Lebih hidup lagi. Entah apa yang sedang direncanakan Allah akan jalan
hidup saya di masa ini. Friendship, yang saya tidak akan pernah saya dapatkan
pada masa sebelumnya. Mahkluk heterogen dan begitu banyak karakter yang harus
saya mengerti. Watak yang selalu saya pelajari serta bahasa yang menjadi
guyonan bagi mereka sebab bahasa yang saya gunakan ternyata begitu berbeda. Deretan
konflik yang masih saya tidak mengerti. Sebagai contoh pacaran, hal yang saya
anggap tabu dan tidak mengerti maksud dan tujuannya. Seolah-olah gengsi memaksa
kita memiliknya. Strategy, adalah keahlian yang perlu saya miliki pada masa
ini. Bukan hanya soal game, tapi juga soal learning. Belajar banyak hal tapi
masih belum mampu untuk memanfaatkannya. Saya sempat mendapatkan urutan kedua
di dalam kelas. Yah kedua, sebuah prestasi yang tidak pernah saya dapatkan
sebelumnya. Sayangnya kedua dari belakang. Saya memang bodoh dan saya akui.
Kalau tidak mengerti saya tinggal menyontek dan semua seolah selesai dengan
rapih. Bermain game online adalah pekerjaan dominan waktu itu. tidak bisa
dihitung sudah berapa banyak uang yang saya hamburkan untuk membeli secarik
kertas voucher dengan maksud memperkaya skills character. Tapi entah mengapa
saya merasa beruntung saya masih sempat mendapatkan Achievement pada masa ini.
Walau di ujung cerita, tapi setidaknya saya merasa puas telah mendapatkannya.
Saya akhirnya lulus dengan nilai yang, yahh, biasa saja dan meski tidak
diterima disekolah sebelahnya akhirnya saya dinyatakan diterima di SMAN 2 Kota Tangerang.
Saya merasa menjadi orang yang beruntung untuk yang kesekian kalinya setelah
saya keterima disini. yah benar. SMPN 1 Kota Tangerang.
- penulis
-

0 comments